Pertemuan 6 - Dars Kitab Safinatunnajah
Adapun dars Fiqh hari ini masih berkisar tentang muqaddimah daripada kitab safinatun najah. Dan InsyaAllah yang akan kita bahas malam ini adalah rukun ihsan. Atau maksud daripada kalimat tauhid,
" لا إله إلا الله "
Atau rukun ihsan didalam hadist panjang yang diriwayatkan oleh Sayyidina Umar tentang sabda Rasulallah SAW :
“أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك”
Kamu menyembah Allah seakan kamu melihatnya, dan sesungguhnya kamu tidak melihatnya, maka ketahuilah bahwa kamu selalu dilihat oleh Allah.
Akhwati yang dirahmati Allah SWT
Tauhid adalah kepercayaan. Dan maqom ihsan adalah bukan hanya bagaimana kita meyakini apa yang kita yakini selama ini. Tapi, Memaknai dengan betul maksud dari kalimat tauhid bukan hanya sekedar dibaca, diucap atau dipahami artinya. Tapi bagaimana kita menerapkan itu dalam hidup kita.
Kalimat tauhid " لا إله إلا الله " Yang berarti Tiada Tuhan selain Allah. Kita membaca, mengucap dan memahami artinya, tapi apakah kita sudah mengamalkan dalam hidup kita ?
Karna kalo kita percaya Tiada Tuhan selain Allah, maka kita juga percaya bahwa bahagia, kesedihan, ujian, keselamatan, rezeqy, jodoh, takdir, semua hal hingga kematian dari Allah dan itulah yang terbaik untuk kita, serta menyadari bahwa kapanpun, dimanapun, secara dzohir maupun bathin Allah tau dan memperhatikan kita.
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ »
Artinya :
“’Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Kita liat lagi hadist tentang maqom ihsan diatas :
Saat dimana kita melakukan apapun dalam hidup, entah dari sesuatu yang baik berupa amal ibadah, atau sesuatu yang sebaliknya, sudahkah menghadirkan Allah didalamnya ?
Melakukan karna kita sadar bahwa kita diawasi ?
Karna saat dimana kita menyadari bahwa kita diawasi, jika itu perbuatan baik, maka kita akan totalitas melakukannya. Tapi jika itu amal buruk, maka kita akan berhenti dan nggak akan melanjutkannya. Karna kita sadar, bahwa Allah lah saksi kita melakukan itu.
sebagaimana Allah firmankan dalam surat Yunus,
قال الله تعالى :
وَمَاتَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَاتَتْلُوا مِنْهُ مِنْ قُرْءَانٍ وَلاَتَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ …{61}
Artinya :
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya…”
(QS. Yunus: 61).
Dalil diatas, adalah salah satu dari sekian banyak bukti yang Allah berikan untuk mengingatkan kita bahwa Allah selalu menyaksikan dan memperhatikan kita, agar kita lebih berhati-hati dalam melakukan segala hal yang kita persiapkan untuk menjadi bekal kita untuk kembali pulang kehadapan Nya.
Lalu bagaimana jika kita masih lalai dalam menghadirkan Allah disetiap pekerjaan atau amal bahkan setiap detiknya kita..?
Maka pernah diajarkan suatu amalan yang bagus untuk diamalkan, agar kita bisa menghadirkan Allah dalam hidup kita agar kita berhati-hati, yaitu :
Membaca 11x setelah selesai sholat Dzuhur (bisa juga diamalkan setiap habis sholat 5 waktu) dan meletakkan tangan kita di bagian dada sebelah kiri,
" الله شاهدى، الله ناظري، الله حاضري. الله معي، الله قريبا مني "
( Allah Syaahidiy, Allah Naadzhoriy, Allah Haadhiriy, Allah Maa'ii, Allah Qoriban Minniy )
Artinya :
Allah menyaksikan ku, Allah melihat ku, Allah hadir dengan ku, Allah bersama ku, Allah dekat dengan ku.
Bacalah dengan hati yang hadir, yang khusyu dan resapi apa yang kita baca, agar itu bisa menjadi sebaik-baik pengingat bahwa Allah selalu ada dan kita bisa merasakan itu dalam hidup kita InsyaAllah.
Sekian
Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar