Pertemuan 5 - Dars Kitab Safinatunnajah
Adapun dars Fiqh hari ini masih berkisar tentang muqaddimah daripada kitab safinatun najah. Dan InsyaAllah yang akan kita bahas malam ini adalah kelanjutan daripada rukun iman.
Sebagaimana kita tau bahwa Rukun Iman ada 6 :
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat
3) Iman kepada Kitab
4) Iman kepada Rosul
5) Iman kepada hari akhir
6) Iman kepada qodo' dan qodar
Dan minggu lalu adalah Iman kepada Malaikat, maka malam ini Iman kepada takdir Allah yang sudah Allah tetapkan.
Akhwati yang dirahmati Allah. Sebagaimana kita wajib percaya kepada Allah, maka percaya dengan takdir Allah juga wajib hukumnya. Karna memang takdir adalah pemberian Allah yang sudah ditetapkan kepada kita, bahkan sudah kita setujui adanya saat kita masih didalam rahim Ibu yang mengandung kita.
Rasulallah SAW bersabda :
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
Artinya :
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadist diatas, 4 perkara yang disampaikan oleh malaikat adalah bagian dari takdir Allah untuk kedepannya kita terlahir dan hidup ke dunia. Dan saat semua gambaran takdir kita diperlihatkan kepada kita dan kita menerima, maka itulah sebab kita masih bernafas sampai detik ini.
Jadi, jika saat dimana kita ada dititik sebuah takdir yang menurut kita, kita nggak mampu atau itu adalah takdir yang enggak kita inginkan, ingatlah.. Bahwa kita yang sudah menyanggupi itu saat malaikat menyampaikan hal tersebut saat kita didalam rahim Ibu kita. Dan percayalah bahwa nggak ada takdir yang nggak baik. Karna Allah lebih tau yang terbaik untuk hambaNya dibanding hamba itu sendiri.
Dalam hadist yang lain Rasulallah SAW bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :
" مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ "
Artinya:
“Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka ia akan diuji.”
(HR. Bukhari).
Dan setiap ujian yang Allah berikan, yang harus kita pahami dan mengerti adalah bukan untuk menjadikan kita semakin jauh atau justru merasa bahwa Allah nggak sayang atau nggak peduli sama kita. Karna ujian yang Allah berikan untuk mengingatkan kita bahwa Allah lah sebaik-baik tempat untuk kita kembali dan bersandar. Dan lagi ujian yang datang untuk menjadikan kita lebih baik, bahkan bisa jadi untuk mengapus dosa yang kita sendiri nggak tau udah sebanyak apa.
Sebagaimana hadist Rasulallah SAW yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah RA :
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُصِيبَةٍ يُصَابُ بِهَا الْمُسْلِمُ إِلَّا كُفِّرَ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا
“Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim, melainkan dosanya dihapus Allah Ta'ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya karena tertusuk duri." (HR Muslim)
Jika tertusuk duri saja dihapuskan dosanya oleh Allah, lalu bagaimana dengan ujian yang menurut kita, kita nggak sanggup, padahal Allah selalu ada untuk menemani ? Dan bukankah itu juga bagian dari penggugur dosa ?
Akhwati yang selalu dalam lindungan Allah..
Percaya dengan takdir Allah adalah bagian dari iman kita. Karna Allah nggak pernah salah, dalam mentakdirkan sesuatu bahkan sekecil apapun hal tersebut terhadap setiap hambaNya. Dan semakin kita beriman akan takdir yang Allah tentukan, akan semakin tenang hati kita InsyaAllah.
Sekian
Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar