Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

KISAH SESEORANG YANG MENGAGUNGKAN SUNNAH NABI MUHAMMAD SAW

Diceritakan suatu ketika di kota Tarim, Hadhramaut ada seorang sholeh yang bernama Sayyid Alwi Al Masyhur. Seorang yang sangat mengagungkan Sunnah Nabi Muhammad SAW Suatu saat beliau kehilangan sebuah peti berisi harta yang merupakan modal dari seluruh perdagangannya, sehingga anggota keluarga dan para kerabat pun sibuk mencarinya Setelah dicari-cari, akhirnya anak beliau menemukan harta sang ayah yang hilang tersebut Ketika itu si anak mendapati sang ayah berada di musholla sedang membaca al qur'an dan wirid-wirid yang memang dibacanya secara istiqomah antara maghrib dan isya'. Lalu datanglah sang anak dengan tergopoh-gopoh untuk memberitahukan ayahnya tentang kabar gembira tersebut. Apa kiranya yang ia dapatkan? Akankah si anak dipuji oleh sang ayah karena membawa kabar gembira tersebut ? Bukan pujian yang didapat, malah kemarahan sang ayah yang diperolehnya. Sayyid Alwi Al Masyhur berkata : "Wahai anakku, engkau telah mengganggu istiqomahku. Kau telah memutuskan wirid2

KISAH KEMULIAAN DAN KEBERKAHAN GURU MULIA AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Oleh : Al Habib Muhammad Al Bagir bin Alwy bin Yahya Ada salah seorang Jama’ah Majelis Rasulullah Saw yang sedang dalam perjalanan melihat anak kecil seorang diri mengalami kecelakaan. Waktu itu tidak ada seorang pun yg berani menolong akan tetapi jamaah tersebut tergerak hatinya untuk menolong si anak ini. Kemudian segera dibawanya anak tersebut ke salah satu rumah sakit terdekat saat jamaah tersebut melihat ternyata anak itu terluka sangat parah di bagian kepalanya. Tetapi melihat keadaan yg dideritanya cukup parah dari anak itu, rumah sakit tersebut pun tidak mampu menerima dan tidak sanggup untuk menanganinya. Kemudian bergegas jamaah tersebut membawa anak ke rumah sakit berikutnya Dengan penuh keyakinan dan harapan besar atas kesembuhan anak ini, dalam perjalanan ia pun terus bertawasul berdoa memohon pertolongan kepada Allah Swt dengn mengatakan "YaAllah, sembuhkanlah anak ini dengan kemuliaan dan keberkahan Guru Mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dan deng

SENJA DI KOTA TARIM

Gambar
Tiap sore hari, kota Tarim, kota kecil seluas tiga kecamatan di Indonesia ini terlihat hidup dan ramai. Pancaran sinar matahari pun terlihat amat anggun, terbias indah di antara tebing-tebing wadi Hadramaut.  Di saat seperti ini, udara musim panas tidak begitu panas, udara musim dingin pun tidak sedingin waktu pagi dan malam. Pasar ramai pembeli. Anak-anak muda main bola di lapangan, ada juga yang nongkrong di pinggir jalan dengan motor modifnya, dan anak-anak kecil asyik bermain mainan tradisional entah apa namanya Di mag-ha (warkop), orang-orang sepuh sedang menikmati senja dengan segelas syahi halib (teh susu). Banyak juga santri-mahasiswa yang berjalan menuju pesantren tahfidz Al-Aydrus atau Ubadah dengan mulut yang berkomat-kamit melantunkan hafalannya. Syahdu sekali suasananya Kota ini memperlihatkan keajaibannya saat adzan Maghrib berkumandang. Sahut-sahutan suara adzan dari ratusan Masjid amat menggema di antero kota, terpantul dari tebing sebelah utara dan tebing s

KETIKA HABIB MUNDZIR MENGHADAPI PREMAN

Pernah seorang pemabuk dan preman yang menjadi biang kriminal bahkan konon sering menyiksa dan membunuh, orang tidak melihat ia memiliki sifat baik sedikitpun.  Namun ketika saya diadukan tentangnya, pasalnya adalah ketika pemuda sekitar wilayah tersebut ingin mengadakan majelis, namun takut pada orang itu. Mereka akan didamprat dan diteror oleh si jahat itu. Ia adalah kepala kejahatan yang konon kebal dan penuh ilmu jahat. Saya datangi ke rumahnya, saya ucapkan salam dan ia tidak menjawab, ia hanya mendelik dengan bengis sambil melihat saya dari atas ke bawah, seraya berkata: “Mau apa?” Saya mengulurkan tangan dan ia mengulurkan tangannya dan saya mencium tangannya, lalu saya pandangi wajahnya dengan lembut dan penuh keramahan.  Saya berkata dengan suara rendah dan lembut: “Saya mau mewakili pemuda sini, untuk mohon restu dan izin pada Bapak, agar mereka diizinkan membuat majelis di musholla dekat sini.” Ia terdiam, roboh terduduk di kursinya dan menunduk. Ia menutup kedua matanya. Sa

SENI BERDEBAT HABIB ALI AL JUFRI

Suatu ketika Habib Ali Aljufri mengisi kajian umum di sebuah masjid, tibatiba ada seorang memotong kajian Habib Ali dan mengatakan, “Yaa Syeikh, yaa syeikh, saya punya pertanyaan” ujarnya dengan penuh tergesa-gesa.  “Baik nanti di akhir kajian akan kita buka sesi tanya jawab” Lalu Habib Ali Jufri melanjutkan kajian hingga sampai pada sesi tanya jawab.  “Yaa Syeikh, yaa syeikh, soal yang saya ingin tanyakan, apa hukum tawassul?” Habib Ali mengiyakan akan menjawab soal yang disampaikan orang tersebut.  “Baik aku akan menjawab soalmu dengan dua syarat, yang pertama jangan kau potong penjelasanku, yang kedua jangan kau angkat suaramu. Kita sedang berada di masjid hormati rumah Allah. Jika ada yang melanggar, akan aku hentikan sesi tanya jawab dan akan kita tutup kajian kita.” ujar Habib Ali Jifri dengan penuh kelembutan dan santun. Setelah terjadi kesepakatan Habib Ali menjawab pertanyaan yang diajukan penanya dan mengeluarkan dalil-dalil yang telah ia kuasai baik dari Alqur’an dan Alhadit